Langsung ke konten utama

Alif dan Lam ( ال تعريف)


Alif dan lam (al ma’rifah) yang sambung dengan kalimat isim, maka akan menimbulkan dua bacaan yaitu:
1. Idhar Qomariyah
Apabila ada al Ta’rif (hamzahnya washol) yang sambung dengan huruf qomariyah yang terkumpul dalam  أَ ْبغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهُ,  maka cara membacanya yaitu lam dibaca dengan jelas atau terang. 
Contoh. الحَمدُ , الكافرون , الأنعام
2. Idghom Syamsiyah
Apabila terdapat al ta’rif yang sambung  dengan  huruf  syamsiyah yang terkumpul dalam  :
   طِبْ  ثُمَّ صِلْ رَحِمًا تَفَزَّ ضف ذَا ِنعَمٍ   دَعْ سُوْءَ ظَنٍّ زُرْشَرِيْفَا لِلْكِرَامِ  
Cara membacanya yaitu apabila ada huruf al ta’rif bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah, maka huruf-huruf tersebut harus dibaca dengan tasydid.
Contoh.  الرَّحِيْمُ,   الصَّا لِحُوْنَ,   السَّارِقُ
Keterangan :
Adapun lafadh   وَالْتَفَّتْ  tidak boleh dibaca idghom syamsiyah, karena al tersebut bukan Al ta’rif. Begitu juga lafadh   اَلْهيَكُمُ التَّكاثُرُ  maka apabila disambung dengan basmalah hamzahnya اَلْهيَكُمُ  tetap dibaca, karena hamzah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dalam Al Qur'an Hukum Nun mati dan Tanwin dalam  Al Qur'an berdasarkan ilmu  tajwid  yang terdapat 4 hukum. Hukum ini berlaku jika nun mati atau tanwin tersebut bertemu huruf-huruf tertentu. Tentunya bukan huruf alfabet Indonesia. Hehehh. 4 Hukum tersebut antara lain yakni: Idzhar Halqi Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf  Halqi  (tenggorokan) seperti: alif/hamzah ( ء ), ha' ( ح ), kha' ( خ ), 'ain ( ع ), ghain ( غ ), dan ha' ( ه ), maka ia harus dibaca jelas. artinya tidak boleh disamar-2kan atau didengung-2kan. Contoh:    نَارٌ حَامِيَةٌ (dalam contoh diatas dapat terlihat tanda tanwin pada huruf Ra' bertemu dengan huruf Halqi berupa ha') Idgham Hukum bacaan Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Idgham Bighunnah Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim ( م ), nun ( ن ), wau ( و ), dan ya' ( ي ), maka ia harus dibaca melebur (mengikuti huruf didepannya) dengan dengun...
Hamzah Dalam Al Qur’an, hamzah terbagi dua macam, yaitu hamzah qath’i (putus) dan hamzah washal (sambung) jenis-jenis hamzah: 1. Hamzah Qath'i, yaitu: Hamzah yang ada dalam lisan sewaktu membaca dan ada pula dalam tulisan. Dinamakan hamzah qath'i karena pembaca memutuskan bacaan sebagian huruf tertentu dari huruf lain. Hamzah qath'i bisa terletak di awal, di pertengahan atau di akhir kalimat. Hamzah qath'i ini juga bisa terdapat pada kata benda (isim), kata kerja (fi'il) dan huruf (harf). Aturan bacaannya: Harus diucapkan dengan jelas (izhar).  2.  Hamzah Washal, yaitu: Hamzah yang diucapkan bila terdapat dipermulaan bacaan dan digugurkan ketika disambung dengan huruf sebelumnya. Dinamakan hamzah washal karena berfungsi sebagai penyambung dalam membaca huruf yang sukun di awal kalimat. Tandanya: huruf shad kecil di atas alif.  Hamzah Washal Dibaca Fathah, yaitu: Jika hamzah washal terdapat di awal kata benda (isim ma'rifat) yang ditandai den...