Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013
Qolqolah Qolqolah menurut etimologi berarti mengguncang atau memantulkan, sedang menurut terminologi adalah memantulkan bunyi huruf qolqolah ketika mati. Hurufnya ada 5 yaitu :      ق    ط    ب    ج    د Qolqolah dibagi menjadi dua yaitu : 1.         Qolqolah kubro, yaitu apabila ada salah satu huruf qolqolah    yang dibaca sukun     karena waqof.              Contoh:     عَذَابٌ       dibaca    عَذَابْ 2.         Qolqolah Shughro, yaitu apabila ada salah satu huruf qolqolah yang berharokat    sukun asli (bukan karena waqof).             Contoh :    يَقْطَعُوْنَ , يَجْعَلُوْنَ , يَدْعُوْنَ      Keterangan : Dinamakan  sughro karena pantulannya pelan atau lebih kecil.
Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin dalam Al Qur'an Hukum Nun mati dan Tanwin dalam  Al Qur'an berdasarkan ilmu  tajwid  yang terdapat 4 hukum. Hukum ini berlaku jika nun mati atau tanwin tersebut bertemu huruf-huruf tertentu. Tentunya bukan huruf alfabet Indonesia. Hehehh. 4 Hukum tersebut antara lain yakni: Idzhar Halqi Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf  Halqi  (tenggorokan) seperti: alif/hamzah ( ء ), ha' ( ح ), kha' ( خ ), 'ain ( ع ), ghain ( غ ), dan ha' ( ه ), maka ia harus dibaca jelas. artinya tidak boleh disamar-2kan atau didengung-2kan. Contoh:    نَارٌ حَامِيَةٌ (dalam contoh diatas dapat terlihat tanda tanwin pada huruf Ra' bertemu dengan huruf Halqi berupa ha') Idgham Hukum bacaan Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Idgham Bighunnah Jika nun mati atau tanwin bertemu huruf-huruf seperti: mim ( م ), nun ( ن ), wau ( و ), dan ya' ( ي ), maka ia harus dibaca melebur (mengikuti huruf didepannya) dengan dengung.
Alif dan Lam ( ال تعريف) Alif dan lam (al ma’rifah) yang sambung dengan kalimat isim, maka akan menimbulkan dua bacaan yaitu: 1. Idhar Qomariyah Apabila ada al Ta’rif (hamzahnya washol) yang sambung dengan huruf qomariyah yang terkumpul dalam    :  أَ ْبغِ حَجَّكَ وَخَفْ عَقِيْمَهُ ,    maka cara membacanya yaitu lam dibaca dengan jelas atau terang.   Contoh.  الحَمدُ , الكافرون , الأنعام 2. Idghom Syamsiyah Apabila terdapat al ta’rif yang sambung    dengan    huruf    syamsiyah yang terkumpul dalam    :      طِبْ    ثُمَّ صِلْ رَحِمًا تَفَزَّ ضف ذَا ِنعَمٍ       دَعْ سُوْءَ ظَنٍّ زُرْشَرِيْفَا لِلْكِرَامِ    Cara membacanya yaitu apabila ada huruf al ta’rif bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah, maka huruf-huruf tersebut harus dibaca dengan tasydid. Contoh.    الرَّحِيْمُ,     الصَّا لِحُوْنَ,     السَّارِقُ Keterangan : Adapun lafadh     وَالْتَفَّتْ    tidak boleh dibaca idghom syamsiyah, karena al tersebut bukan Al ta’rif. Begitu juga lafadh     ا
LAM JALALAH 1. Yang didahului fathah/dhammah, maka dibaca تَفْخِيْم (tebal). Seperti: تَاللهِ – وَيَعْلَمُ اللهِ 2. Yang didahului kasroh, maka dibaca تَرْقِيْقُ (tipis). Seperti: بِاللهِ – بِسْمِ اللهِ Juga yang didahului إمَالَةُ (huuf yang dibaca miring). Seperti: نَرَى اللهَ – وَسَيَرَاللهَ Pendapat ini menurut Addani. Sedangkan menurut ikhtiar Assakhawi seperti Asysythibi boleh dibaca tafkhim (tebal). Menurut Annihayah kedua pendapat ini boleh diambil.
Macam Macam Mad A. PENGERTIAN DAN HURUF HURUF MAD Menurut bahasa mad    artinya “panjang” . Sedangkan menurut istilah ilmu tajwid ialah memanjangkan bacaan menurut aturan-aturan yang tertentu dalam Al-Qur’an. Huruf mad ada 3 (tiga), yaitu : o     Alif dan huruf sebelumnya berbaris fathah. قَالُوْا o     Wawu mati dan huruf sebelumnya berbaris dhommah. قُوْلُوْا o     Ya mati dan huruf sebelumnya berbaris kasra h. قِيْلاَ                                                                                             B. MACAM MACAM MAD 1.     Mad Asli Mad asli : Memanjangkan bacaan karena ada huruf mad dan tidak ada sebab yang mengubah keasliannya. Cara Membaca mad asli panjangnya    1 alif atau    2 harakat. Nama lain dari mad asli adalah mad tabi’i قَالُوْا, قِيْلاَ , قُوْلُوْا 2 .   Mad Far’i   Mad far’i ialah mad yang panjangnya lebih dari pada mad tabi’i dengan adanya beberapa sebab, yaitu bila di hadapa
a . Apabila ada lam mati bertemu dengan huruf ro’ atau lam, baik berupa kalimat fi’il (fi’il madhi atau fi’il amar) atau kalimat huruf, maka wajib diidghomkan. Contoh Fi’il Amar Kalimat Huruf قُلْ رَبِّ هلْ لَكُمْ بَلْ رَفَعَ Kecuali kalimat  بلْ  سكتة  ران            (bahkan berkata) menurut Imam    Hafs ‘an ‘Ashim dibaca saktah (berhenti sejenak tanpa nafas) yaitu terdapat pada surat Al Muthoffifin ayat 14. Agar tidak meyerupai dengan lafadh    برّ ا ن   (dua orang yang baik). a.      Apabila terdapat lam mati baik dalam kalimat isim, kalimat huruf atau kalimat fi’il, maka    harus diidharkan. Contoh Huruf Isim Fi’il هلْ يستطيع سلْطا نٌ ِالْتَقَى يَلْتَقِي بلْ طبع الله اَلْوَانِكُمْ جَعَلْنَا ضَلَلْنَا سَلْسَبيلاً قلْ نَعَمْ قلْ جَاء الحق